Ikhtiar dan Tawakal Kesembuhan.

birds png from pngtree.com
Amalan Hati selanjutnya adalah tetap melakukan ikhtiar semampunya dan tawakal atas apapun hasil akhirnya, dengan penjelasan sebagai berikut.

Ikhtiar adalah usaha optimal seseorang untuk meraih apa yang menjadi tujuan dilakukannya usaha tersebut, seperti ikhtiar agar sembuh dari sakit, diberi kesehatan, dilapangkan ridzki, meraih jenjang pendidikan dan kedudukan yang tinggi.

Tawakal berasal dari bahasa Arab yaitu wakilun, yang berarti menyerahkan, membiarkan, atau merasa cukup. Dengan kata lain tawakal adalah menyerahkan sepenuhnya apapun hasil akhir yang Allah tetapkan atas segala ikhtiar yang telah dilakukan seseorang.

Bisa bersikap tawakal dengan benar, yaitu tidak mengabaikan ataupun tidak keliru dalam memahami tawakal, adalah sangat penting dan sangat menentukan ketika diuji dengan sakit yang kronis atau ketika diuji berbagai bentuk musibah lainnya.

Masih mengabaikan karena beranggapan bahwa kesembuhan hanya bisa terjadi apabila ditangani oleh dokter yang hebat, therapist yang terkenal, obat yang manjur dan rumah sakit yang modern semata, tanpa melibatkan Allah.

Masih keliru karena beranggapan bahwa tawakal adalah sikap pasrah berdiam diri, tanpa melakukan ikhtiar pengobatan sama sekali, tinggal menunggu kapan Allah akan memberikan kesembuhan.


PENJELASAN.

Kita tidak bisa terlepas dari ketergantungan kepada Allah walau hanya sekejap. Jika mencoba bersandar hanya kepada kemampuan diri sendiri, maka berarti telah meyerahkan diri kepada kelemahan, kekurangan, kekhilafan dan kesalahan diri.

Demikian pula bila bersandar kepada orang lain, berarti telah mempercayakan kepada yang sedikitpun tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan manfaat maupun mudharat. Sehingga tidak ada pilihan lain, kecuali menyerahkan hasil akhir sepenuhnya kepada Dzat yang ditangan-Nya terdapat segala urusan dan kekuasaan.

Namun demikian, bukan berarti kita meninggalkan ikhtiar sebab akibat, karena ikhtiar merupakan bagian dari kesempurnaa tawakal. Melakukan ikhtiar menunjukkan kesempurnaan dan kekuatan tawakal, sehingga sikap tawakal haruslah beriringan dengan ikhtiar penyembuhan yang optimal.


(1)  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺗَﻮَﻛُّﻠِﻪِ ﻟَﺮُﺯِﻗْﺘُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺮْﺯَﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺗَﻐْﺪُﻭ ﺧِﻤَﺎﺻًﺎ ﻭَﺗَﺮُﻭﺡُ ﺑِﻄَﺎﻧًﺎ

“Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.“ (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dishohihkan Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no.310).


(2) Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja’far bin Amr bin Umayah dari ayahnya Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُرْسِلُ نَاقَتِيْ وَأََتَوَ كُّلُ قَالَ : اِغْقِلهَا وَتَوَ كَّلْ 

“Seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakkal ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ikatlah kemudian bertawakkallah” (HR. At-Tirmidzi no. 2517).

Hikmah hadist (1) di atas adalah seekor burung pergi berikhtiar untuk mencari makan, sedangkan hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah. Sedangkan hikmah hadist (2) adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengikat dulu untanya (ikhtiar), kemudian bertawakal apa yang akan Allah tetapkan kemudian.

Banyak kisah di Al Qur'an dan hadist yang memberi hikmah tentang pentingnya ikhtiar secara optimal dan tawakal, walaupun ikhtiar tersebut secara logika mustahil akan berhasil, namun tidak mustahil apabila Allah berkehendak lain, yaitu diberi kesembuhan.

Dalam upaya mendapatkan kesembuhan, teruslah berikhtiar melakukan pengobatan ke dokter, terapist, herbalist ataupun upaya penyembuhan lainnya yang dibenarkan secara syariah, walaupun ikhtiar yang dilakukan secara logika kecil kemungkinannya untuk bisa menyembuhkan penyakit kronisnya.

Yakinlah bahwa apapun hasil akhirnya adalah yang terbaik menurut pandangan Allah. Karena Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya, sedangkan sang hamba tidak mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya sendiri.




كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ 

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah, 2 : 216).



SEKILAS JALANNYA IKHTIAR.

Setelah kembali dari rumah sakit pada akhir september 2014, dalam keadaan:
  • Tidak bisa lagi diupayakan penyembuhan / pengobatan, hanya bisa bertahan (hidup) paling lama 3 bulan, karena Tuberkulosis dan Kanker Paru Stadium 4B yang sudah menjalar ke seluruh tubuh (lihat Amalan Hati Untuk Kesembuhan).
  • Masih mengidap penyakit kronis lainnya, yaitu diabetes, darah tinggi, pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah jantung.
  • Hanya bisa berbaring lemah tidak bisa bergerak, sekujur tubuh dan kaki kaku sakit luar biasa.
  • Tidak bisa makan sama sekali.
  • Mata rabun, tidak bisa melihat jauh atau dekat.
  • Istri dan 2 anak, juga ibu bapak mertua sudah dihadirkan untuk "berpamitan" sabagai tanda perpisahan.

Dalam keadaan tersebut, berikut sekilas kondisi dan ikhtiar pengobatan dan penyembuhan yang dilakukan :


1. Ikhtiar Pengobatan dan Terapi (Ikhtiar Hissi *).
  • Tidak ada satupun obat medis yang diminum lagi, tidak melakukan : biopsi, terapi radiasi ataupun kemoterapi, karena dianggap sudah sangat terlambat penanganannya (selain faktor ekonomi).
  • Pengobatan medis yang masih mungkin dilakukan saat itu adalah berupaya mengatasi masalah TB (tuberkulosis), namun tidak berhasil dan dihentikan pengobatannya.
  • Minum segala macam herbal (organik) yang saat itu ada (tidak rutin), seperti perasan daun sirsak, ekstrak dan juice sirsak manggis, ekstrak habatussaudah, syrup mengkudu, suplemen transfer factor atau apapun yang "katanya" bisa mengatasi kanker.
  • Untuk mengatasi tidak bisa makan sama sekali, 2 bulan pertama (Oktober - Januari 2014) minum susu berprotein tinggi dan sejak awal bulan ke 3 (desember 2014 - saat ini) teratur minum Susu GOMARS. Alhamdulillah pada bulan ke 5 berangsur-angsur sudah bisa makan.
  • Menemui dokter yang juga ahli herbal (herbalist bersertifikat luar negeri), untuk terapi pemijatan dan pengobatan kankernya. Pada pertemuan ke 3 dokter herbalist mengatakan denyut nadi dan kondisi tubuhnya semakin melemah.
  • Sempat 2 x melakukan upaya penyembuhan ke seorang psikoterapist, namun kondisinya semakin memburuk.

Keterangan : *) Ikhtiar Hissi adalah berbagai bentuk ikhtiar yang dapat diterima secara akal, serta diakui secara ilmiah oleh para pakar dibidangnya, bahwa ikhtiar yang dilakukan dapat menyembuhkan penyakit, 


2. Ikhtiar Penyembuhan Hati (Ikhtiar Syar'ie *).

Sejak masih berbaring di rumah sakit, hingga kurang lebih 6 bulan lamanya, ketika hanya bisa berbaring lemah lunglai, disertai dengan menahan rasa sakit disekujur tubuh, seorang ustadz dan kawan-kawannya sering mengunjungi, menemani, memberi nasihat memberi semangat dan menyarankan:
  • Rutin mendengarkan murotal qur'an dan berbagai kajian / ceramah agama yang mudah-mudahan akan meningkatkan pemahaman, keimanan dan ketakwaan. 
  • Mendengarkan murotal dan kajian dilakukan, karena saat itu tidak bisa membaca (kabur pengelihatan), hingga tahun 2018 setelah dilakukan operasi katarak atas kedua belah matanya.
  • Melakukan Ruqyah Mandiri sebisanya, baik itu dengan menghayati isi kandungan Al Qur'an (saat mendengarkan Murotal Qur'an dengan terjemahan), maupun dengan membaca doa-doa kesembuhan diri.
  • Membiasakan diri dzikir pagi dan petang, karena dalam dzikir pagi dan petang terkandung taubat, istigfar, doa dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

Keterangan : *) Ikhtiar Syar'ie adalah berbagai bentuk ikhtiar yang disebutkan dalam syariat untuk diamalkan, walau secara logika tidak memiliki hubungan sebab akibat (tidak logis) dapat menyembuhkan penyakit.

Awalnya terasa sangat berat dan sangat sulit untuk bisa menerima, memahami dan mengamalkan seluruh saran ustadz tersebut, namun seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit mulai bisa menerima dan memahami makna dari setiap anjuran tersebut.

Selain itu, karena seringnya amalan-amalan tersebut dilakukan silih berganti pagi - siang dan malam, berdampak kepada pikiran, hati dan jiwa terasa "plong" ... lega rasanya, hilang resah, gelisah dan putus asa, serta semangat dan optimisme menguat kembali.

Saat timbul sikap dan perasaan demikian, rasa tawakal terasa semakin menguat,  yaitu menyerahkan hasil akhir sepenuhnya kepada Allah semata, sangat yakin bahwa Allah PASTI akan memberikan yang terbaik untuk hambaNya.


JALANNYA KESEMBUHAN.

Setelah melalui 2 bentuk ikhtiar penyembuhan tersebut, sekitar 10 bulan sejak tim medis menyatakan tidak bisa disembuhkan lagi dan hanya bisa bertahan paling lama 3 bulan, ternyata Allah menetapkan hal yang tidak terduga.

Yaitu ketika awal juli 2015, walau dengan susah payah bisa dipindahkan ke kursi roda, keluarga besar berinisiatif membawa ke rumah sakit swasta di bandung, untuk melakukan pemeriksaan ulang secara menyeluruh, yang ditangani oleh dokter spesialis paru ketika itu, dr. Prayudi Santoso, SpPD(K)

Dari hasil pemeriksaan menyeluruh, dokter berkesimpulan :
  • Kondisi jantung baik (sebelumnya dinyatakan mengalami pembengkakan dan penyumbatan pembuluh darah ke jantung, rutin minum pengencer darah dan harus segera pasang ring).
  • Gula darah normal (sebelumnya tingkat gula darah > 500 dan harus suntik insulin).
  • Tekanan darah normal (sebelumnya tekanan darah > 175).
  • TB Paru masih ada (padahal sudah sekitar 10 bulan terabaikan).
  • Mengalami general osteoporosis (dugaan akibat CA paru yang sudah menyerang tulang dan syaraf, penyebab rasa sakit di sekujur tubuh dan mengalami kelumpuhan).
Berdasarkan hasil diagnosa tersebut, selanjutnya yang dapat dilakukan dokter adalah segera mengobati TB Parunya, yang memerlukan waktu sekitar 10 bulan untuk proses penyembuhannnya, karena mengalami MDR (multi drug resistence), akibat tidak segera diobati ketika dinyatakan terserang TB Paru (september 2014).

Mengenai kelumpuhan akibat general osteoporosis, dengan kekuasaan Allah ternyata bisa pulih kembali, yaitu berangsur-angsur bisa bergerak, berdiri, berjalan dan beraktivitas kembali, walau tidak 100% kesembuhannya, alhamdulillah.

Secara ringkas mengenai ikhtiar penyembuhan, dapat dilihat pada time table ikhtiar penyembuhan di bawah ini.


Selain semua hal tersebut di atas, ternyata Allah berikan bonus yang sungguh luar biasa, yaitu:
  • Diberi kesembuhan dari sakit bronchitis (radang paru basah) yang diderita selama puluhan tahun, sejak masih anak-anak, dengan gejala batuk berat disertai demam tinggi dan sesak napas yang berkepanjangan.
  • Diberi kesembuhan dari sakit asam urat kronis yang telah berlangsung selama puluhan tahun (Klik disini).
  • Tahun 2018 dapat berkumpul kembali dengan istri dan anak-anak di tanjungpinang, setelah hampir 4 tahun lamanya terpisah karena harus melakukan perawatan dan pengobatan intensif di bandung.

اَلْحَمْدُ لِلهِ 
Segala Puji Bagi Allah

فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan


Hendaknya amalan hati ini dibaca dan dipahami satu per satu pokok bahasan secara perlahan dan berulang, sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya, agar mendapatkan pemahaman yang benar, mendalam dan menyeluruh, hingga timbul keyakinan dan tekad sepenuh hati untuk mengamalkannya. Dimulai dari pembahasan tentang Amalan Hati (Latar Belakang).


POKOK BAHASAN :



TAGS : tawakal, ikhtiar, tawakal dan ikhtiar, tawakal setelah ikhtiar, ikhtiar setelah itu tawakal