AL QUR'AN dan RUQYAH Mandiri.

Amalan Hati selanjutnya adalah merutinkan membaca al qur'an dan melakukan rukyah mandiri, dengan penjelasan sebagai berikut.

Banyak dokter, ahli kesehatan, herbalist maupun therapist yang meyakini bahwa berbagai penyakit yang timbul dapat disebabkan oleh tekanan hidup (stress), kegalauan hati, kesedihan yang mendalam, atau karena tumpukan kekecewaan yang lama mengendap.

Akibat stress ataupun tumpukan perasaan buruk itulah yang membuat sistem metabolisme dan kekebalan tubuh menjadi terganggu, yang selanjutnya dapat berakibat terjadinya disfungsi dari organ-organ tubuh, sebagai awal dari timbulnya penyakit.

Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk terapi penyembuhan, saat ini pada umumnya dokter, herbalist maupun therapist akan menyarankan pasiennya untuk hindari stress, banyak istirahat menenangkan diri, berfikiran positif jangan sampai dihinggapi berbagai pikiran dan perasaan yang buruk.

Namun kenyataannya tidaklah mudah menghalau semua pikiran, hati ataupun jiwa yang sudah terlanjur memburuk tersebut, apalagi kalau sudah ditimpa dengan penyakit yang sangat memprihatinkan, dimana pada penderita biasanya muncul perilaku/gejala:
  • Mudah tersulut emosi oleh hal sepele.
  • Berteriak-teriak ketika marah dan mengomel tidak tentu arah.
  • Berontak menolak semua saran kebaikan.
  • Selalu diselimuti perasaan resah gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak.
  • Badan sering gemetar, meriang dan keluar keringat dingin.
  • Perasaan yang sangat putus asa, lebih baik mati saja daripada sakit yang berkepanjangan dan menyusahkan orang lain (Na'udzubillah).

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ 

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati”
[HR. Bukhari dan Muslim].

Sebenarnya Al Qur’an adalah obat bagi seluruh penyakit hati, penyakit jasmani (fisik), maupun penyakit lain yang menyertainya, sebagaimana diingatkan Allah dalam surat Al israa ayat 82:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Wa nunazzilu minal-qur`āni mā huwa syifā`uw wa raḥmatul lil-mu`minīna wa lā yazīduẓ-ẓālimīna illā khasārā.

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” [Al-Isra` 17 : 82].

Dengan membiasakan diri membaca, mempelajari, memahami, meyakini dan menjalankan sepenuhnya apa yg tercantum di dalam Al-Quran (dan As-Sunnah) niscaya akan lenyap segala penyakit hati dan jasmani yang dialaminya, serta musibah lainnya yang membuatnya resah dan gelisah tidak tentu arah.

Selain itu hati menjadi tenteram, lapang, bersih dari berbagai kekufuran, kesempitan, kedustaan, kemunafikan, keragu-raguan, serta berbagai penyakit hati lainnya, yang selanjutnya dapat berimbas kepada kesembuhan penyakit fisik dan mentalnya.

Oleh karena itu, sebagai salah satu solusi untuk meraih kesembuhan, kuatkan tekad mulai saat ini membiasakan diri untuk gemar membaca Al-Quran, memahami arti dan maknanya, serta sekuat tenaga menjalankan seluruh perintah dan laranganNya.

Yakinilah bahwa seluruh tuntunan yang Allah sampaikan melalui Al-Qur'an (dan Sunnah yang dicontohkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) pada hakikatnya adalah panduan hidup (way of life) untuk bisa menjalani hidup dan kehidupan ini dengan tenang dan selamat dunia akhirat, tanpa perasaan resah dan gelisah.

Ibarat pencipta suatu produk, akan menyertakan buku panduan (manual book) sebagai penjelasan mengenai tahapan instalasi yang harus dilakukan, fungsi-fungsi yang tersedia, serta cara pengunaannya, agar pembeli tanpa ragu sedikitpun untuk memakai produknya secara optimal.

TENTANG RUQYAH.

والرقى ألفاظ خاصة يحدث عندها الشفاء من الأسقام و الأدواء والأسباب المهلكة 

Ruqyah adalah lafadz khusus yang diucapkan dengan niat mengucapkannya untuk kesembuhan dari penyakit, dan segala sebab yang merusak. [Aunul Ma’bud, 10/264].


Adapun lafadz-lafadz ruqyah adalah dengan membaca ayat al-Quran atau doa-doa dari hadist, dengan niat untuk melindungi diri dari penyakit dalam diri kita, baik fisik maupun non fisik. Bacaan al-Quran bisa menjadi ruqyah, jika diniatkan untuk ruqyah.

Sebenarnya ruqyah yang paling mudah dilakukan adalah dengan memanggil dan meminta tolong diruqyah kepada ulama / ustadz yang diyakini bisa meruqyah sesuai syariah. Kita tinggal berdiam diri atau berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diminta, peruqyahlah yang melakukan proses meruqyah.

Walaupun meminta diruqyah sesuai syariah hukumnya tidak mengapa (mubah), namun apabila masih berharap di akhirat kelak termasuk golongan yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, sebaiknya melakukan ruqyah diri sendiri.

Selain itu apabila proses rukyah dilakukan sendiri, insyaa Allah akan dilakukan dengan penuh kesungguhan, menyertakan getaran lisan, hati dan seluruh anggota tubuh, terutama anggota tubuh yang sakit agar Allah beri kesembuhan.

Lain halnya apabila rukyah dilakukan oleh orang lain, hasilnya tidak akan sebaik apabila dilakukan sendiri. Apalagi kalau perukyah berharap imbalan, atau yang dirukyah memberi imbalan karena sudah bersedia merukyah dirinya.

(CatatanTidak mengapa apabila ada yang datang akan meruqyah dengan ikhlas, dimana penderita tidak pernah memintanya meruqyah, tidak meminta imbalan dan tidak memberi imbalan). 

طلب الدعاء وطلب الرقية مباحان ، وتركهما والاستغناء عن الناس وقيامه بهما لنفسه أحسن 

 “Meminta didoakan dan meminta diruqyah keduanya hukumnya mubah. Meninggalkan keduanya dan tidak bergantung dengan manusia serta melakukannya sendiri lebih baik.” [Fatwa Al-Lajnah 24/261].


[فلا يطلبون من أحد ذلك” [مجموع 

 “Pujian bagi orang yang tidak meminta diruqyah pada orang lain karena ruqyah itu semacam doa, hendaknya ia tidak meminta orang lain (untuk didoakan).” [Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa 1/182].


 وذلك لأن هؤلاء دخلوا الجنة بغير حساب لكمال توحيدهم ، ولهذا نفى عنهم الاسترقاء وهو سؤال الناس أن 

 “Mereka yang masuk surga tanpa hisab dan adzab karena kesempurnaan tauhid mereka. Nereka tidak meminta diruqyah yaitu meminta kepada orang lain untuk meruqyah mereka (lebih baik ia sendiri langsung meminta kepada Allah).” [Ibnul Qayyim, Zaadul Ma’aad 1/475].

Oleh karena itulah, akhirnya dia dengan segala keterbatasan melakukan ruqyah diri sendiri (ruqyah mandiri), dalam keadaan:
  • Terkulai lemas hanya bisa berbaring terlentang di tempat tidur, sekitar 6 bulan berangsur-angsur barun mulai bisa bangkit duduk.
  • Mata rabun jauh dekat, tidak jelas melihat dan membaca.
  • Masih sangat minim pengetahuan, pemahamanan dan hafalan mengenai cara meruqyah diri sendiri.

RUQYAH MANDIRI.


Seberapa besar pemahaman, keyakinan dan tawakal seseorang akan sangat menentukan kekuatan dan keberhasilan ruqyah. Semakin tinggi pemahaman, keyakinan dan tawakal seseorang ketika meruqyah diri sendiri, semakin besar peluang untuk dikabulkan oleh Allah, berupa diberi kesembuhan.

Karena itu, sebelum melakukan ruqyah mandiri, penderita hendaknya menyiapkan suasana hatinya dengan baik, perbesar husnudzan (berprasangka baik) bahwa Allah pasti akan menyembuhkannya dan tawakal menyerahkan sepenuhnya apapun yang akan Allah tetapkan kemudian.

Adab dan Tata cara Ruqyah Mandiri:
  • Lebih baik dalam keadaan berwudhu (tidak harus).
  • Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
  • Ikhlaskan niat hanya karena Allah semata.
  • Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami. Bacaan doa ruqyah sesuai hadist sesuai ulasan di Berdoa Mohon Kesembuhan.
  • Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
  • Ketika lisan membaca al qur'an / doa ruqyah, hendaknya khusyu  mengikutsertakan hati dan seluruh jiwa raganya, seakan-akan engkau sedang berduaan dengan Allah.
  • Ruqyah dengan membaca Al Qur'an diantaranya yang disebutkan secara khusus, yaitu dengan membaca surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Alaq, An-Nas, Al Kafirun, Ayat Kursi, 3 ayat terakhir suraat Al Baqarah, atau ayat lainnya.
  • Seluruh ayat Al Qur’an pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah, asal diniatkan untuk ruqyah.




Catatan : Apabila telah benar-benar memahami, meyakini dan mengamalkan : Membaca Al Qur'an dan Ruqyah Mandiri, silahkan menuju pokok bahasan selanjutnya, yaitu : 5. Bersyukur Diuji Sakit dan Musibah.

Hendaknya amalan hati ini dibaca dan dipahami satu per satu pokok bahasan secara perlahan dan berulang, sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya, agar mendapatkan pemahaman yang benar, mendalam dan menyeluruh, hingga timbul keyakinan dan tekad sepenuh hati untuk mengamalkannya. Dimulai dari pembahasan tentang Amalan Hati (Latar Belakang).


POKOK BAHASAN :



TAGS : al qur'an, al qur'an adalah obat, penyakit hati, penyakit jasmani fisik, surah al isro ayat 82, rukyah mandiri, sembuh dengan al qur'an, sembuh dengan rukyah mandiri, ruqyah mandiri.