SABAR Dan RIDHA Ketika Sakit.

Amalan Hati selanjutnya adalah bisa sabar dan ridha ketika menderita sakit yang luar biasa, dengan penjelasan sebagai berikut.

Allah ta’ala berfirman:

 وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ 

 “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Hud. 11 : 115).

Ibnul Qayyim menjelaskan:

الصبر : حبس اللسان عن الشكوى الى غير الله ، والقلب عن التسخط ، والجوارح عن اللطم وشق الثياب ونحوها 

 “Sabar adalah menahan lisan dan mengeluh kepada selain Allah, menahan hati agar tidak marah (pada takdir Allah), dan menahan anggota badan dari menampar-nampar pipi, merobek baju atau ekspresi marah yang semisalnya” (‘Uddatus Shabirin, 231).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:

فيجب على الإنسان أن يصبر على المصيبة, و ألا يحدث قولا محرما و لا فعلا محرما 

“Maka wajib bagi setiap orang untuk bersabar terhadap musibah dan tidak mengucapkan perkataan yang haram, serta tidak melakukan perbuatan yang haram (ketika menghadapi musibah)” (Syarah Hadits Jibril, hal. 84). 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:

 والفرق بين الرضا والصبر : أن الراضي لم يتألم قلبه بذلك أبدا ، فهو يسير مع القضاء 

 “Perbedaan antara ridha dan sabar adalah, orang yang ridha tidak merasakan sakit hatinya sama sekali dengan adanya musibah, ia berjalan bersama dengan takdir Allah dengan ringan” (Syarah Hadits Jibril, hal. 84)

Sabar adalah ketika bisa menahan lisan maupun perbuatan, walau dengan berat hati, agar tidak terjerumus pada perbuatan dosa ketika menghadapi musibah. Sedangkan ridha adalah sikap menerima musibah dengan tulus, tanpa terasa berat di hati. 

Bersabar ketika ditimpa musibah adalah wajib, sedangkan ridha ketika menerima musibah adalah sunnah yang sangat dianjurkan.

KIAT SABAR DAN RIDHA.


1. Sering Mengucapkan Istirja dan Berdoa.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan doa yang diperintahkan oleh Allah: 


إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا 

"Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, limpahkan pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah gantinya yang lebih baik.’Kecuali Allah akan member gantinya yang lebih baik." (HR. Muslim).


2. Haqqul Yakin

Yakinlah seyakin-yakinnya bahwa Allah Akan Memberikan Yang Terbaik.


وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah. 2 : 216).


فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا 

 “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’. 4 : 19).


3. Musibah Menghapus Dosa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ 

 “Ujian akan selalu bersama dengan orang beriman lelaki maupun perempuan, baik pada dalam diri, anak, dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu kesalahan pun.” (HR.Tirmidzi, no. 2399; Shahih Ibnu Hibban, 2924). 


4. Cobaan Sesuai Kemampuan.

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (QS. Al Baqarah. 2 : 286). 

Yakinlah bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Tidak mungkin Allah membebani kita dengan ujian yang tidak kita sanggup menghadapinya.

Allah akan memberikan pahala kebaikan jika seseorang yang sedang diuji tersebut bersabar,  melakukan kebaikan dan mencari jalan keluar dengan cara yang Allah ridhoi, Sebaliknya Allah akan murka, jika ia tidak bersabar dan mencari jalan keluar dengan cara yang tidak diridhai Allah.


5. Lebih Mengenal dan Mendekat.


Yakinlah setelah kita mampu merubah cara pandang - melakukan taubat dan istigfar - berdoa - Tadabur Qur'an dan Rukyah Mandiri, menuntut ilmu syar'i yang dilakukan silih berganti secara berulang-ulang, pagi siang dan malam, dengan penuh kesungguhan dan penuh harap, akan menjadikan kita semakin mengenal dan semakin dekat kepada Allah.


6. Pahala Yang Begitu Besar.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 إنَّ اللهَ – عَزَّ وَجَلَّ – يَقُولُ لأَهْلِ الجَنَّةِ : يَا أهْلَ الجَنَّةِ ، فَيقولُونَ : لَبَّيكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ ، فَيقُولُ : هَلْ رَضِيتُم ؟ فَيقُولُونَ : وَمَا لَنَا لاَ نَرْضَى يَا رَبَّنَا وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أحداً مِنْ خَلْقِكَ ، فَيقُولُ : ألاَ أُعْطِيكُمْ أفْضَلَ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُونَ : وَأيُّ شَيءٍ أفْضَلُ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُ : أُحِلُّ عَلَيكُمْ رِضْوَانِي فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أبَداً 

 “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jallaberkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga.” Mereka berkata, “Kami memenuhi panggilan-Mu, kami mentaati-Mu.” Allah berfirman, “Apakah kalian ridha (puas)?” Mereka menjawab, “Kenapa kami tidak ridha (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari ciptaan-Mu.” Maka Allah berfirman, “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?” Mereka berkata, “Adakah yang lebih baik dari ini?” Allah berfirman, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhaan-Ku, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya.” (HR. Bukhari, no. 6549, 7518 dan Muslim, no. 2829).


REALITA SABAR.



Memang tidaklah mudah untuk bisa sabar ketika ditimpa musibah sakit (juga musibah lainnya), apalagi untuk bisa ridha menerimanya. Masih sering terjadi, penderita belum bisa menerima kenyataan, terutama pada awal-awal sakitnya.

Sebagai bentuk belum bisa menerima kenyataan dan putus asa dalam menjalani sakit, biasanya dilampiaskan dengan :
  • Kadangkala berteriak dan menggerutu sebagai tanda berprasangka buruk kepada Allah, bahkan berputus asa ingin cepat mati (atau bahkan ingin bunuh diri), na'udzubillah tsumma na'udzubillah mindzalik.
  • Marah-marah tidak menentu kepada siapapun yang dijumpai, terutama kepada istri, anak atau kerabatnya yang sehari-hari mendampinginya. Dimata penderita, semuanya salah apapun yang dilakukan oleh orang-orang terdekat untuk membantunya, semuanya akan kena "semprot".

Oleh karena itu, kepada yang sedang begitu menderita dengan sakitnya, teruslah sekuat tenaga untuk bisa sabar dan bisa menerima kenyataan dengan takdir yang telah Allah tetapkan. Teruslah dan teruslah:
  • Bertaubat, istigfar dan berdoa siang dan malam.
  • Membaca Al-Qur'an, atau setidaknya mendengarkan murotal qur'an dengan memahami artinya.
  • Dengarkan kajian-kajian yang dapat meningkatkan keimanan dan kedekatan kepada Allah yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat.
  • Memahami dan menjalankan seluruh Amalan Hati, terutama dalam hal memahami dan menjalankan Kiat sabar dan ridha dalam menhadapi musibah.

Ingatlah, apabila tidak bisa sabar dengan sakitnya, tidak bisa menerima takdir Allah dan tetap berburuk sangka kepada Allah (su'uzon), justru penyakit anda akan semakin memburuk, dan apabila berakhir dengan kematian, maka hal itu adalah pertanda akhir hayat yang buruk (su'ul khatimah), na'udzubillah tsumma na'udzubillah mindzalik.

Namun sebaliknya, apabila bisa sabar dan ridha atas sakitnya, tetap berbaik sangka kepada Allah (husnudzon), maka tidak mustahil Allah akan memberikan kesembuhan. Kemudian pada sisa hidupnya, bi idznillah akan selalu diisi dengan ketaatan kepada Allah, serta dihiasi dengan perilaku yang mulia (husnul khatimah).

Atau apabila ternyata setelah bisa menjalankan seluruh amalan hati, termasuk bisa sabar dan ridho dengan musibah sakitnya, namun berakhir dengan kematian sebagaimana yang telah Allah takdirkan, maka bi idznillah akan berakhir husnul khatimah, dimana:
  • Allah menerima taubatnya, sehingga terhapuslah seluruh dosa-dosanya, dan
  • Atas kehendak Allah terbebas dari siksa api neraka dan menjadi ahli surga yang kekal abadi.

Semoga akhir hidup kita husnul khatimah, dijauhkan dari Su'ul Khatimah.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ 

ALLAHUMMAJ'AL KHAYRA 'UMRI AKHIRAHU, WAKHAIRA 'AMALI KHAWATIMAHU, WA KHAIRA AYYAMI YAUMA AL-QAKA. 

"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat)". (HR Ibnu As-Sunni).


Catatan : Apabila telah benar-benar memahami, meyakini dan mengamalkan : Sabar dan Ridha Ketika Sakit, silahkan menuju pokok bahasan selanjutnya, yaitu : 7. Ikhtiar dan Tawakal Kesembuhan.

Hendaknya amalan hati ini dibaca dan dipahami satu per satu pokok bahasan secara perlahan dan berulang, sebelum beralih ke pokok bahasan selanjutnya, agar mendapatkan pemahaman yang benar, mendalam dan menyeluruh, hingga timbul keyakinan dan tekad sepenuh hati untuk mengamalkannya. Dimulai dari pembahasan tentang Amalan Hati (Latar Belakang).


POKOK BAHASAN :



TAGS : sabar, ridho, pengertian sabar dan ridho, pengertian sabar, pengertian ridho, kiat sabar dan ridho, kiat sabar, kiat ridho